Minggu, 27 Desember 2009

Pengaturan Finansial

Hai para blogger yang kebanyakan sudah tidak produktif lagi karena pesona twitter yang lebih responsif ini mengalihkan perhatian. Lama tak jumpa (postingan saya akhir-akhir ini selalu diawali dengan kalimat ini ya? Saya kurang produktif ni). Entah apakah kurang sopan postingan saya setelah vacum beberapa bulan malah membahas masalah finansial. Haha. Tapi bisa dibilang ini adalah kegundahan saya sekarang.

Akhir-akhir ini saya semakin menyadari bahwa, saya sangat tidak pandai mengatur uang. Uang saya selalu menipis untuk “jajan-jajan kecil tapi banyak”. Padahal ibu saya selalu memberi uang jajan lebih. Entahlah, akhir-akhir ini terasa sulit untuk menabung. Padahal dulu saya selalu menabung walaupun hanya seribu dua ribu sehari, tapi saya bisa pastikan setiap hari saya menabung. Ya ampun, menabung bisa dibilang kebiasaan paling sehat yang pernah saya jalani. 

Jumlah tabungan adik saya 3 kali lipat dari tabungan saya. Padahal jelas uang jajannya lebih kecil dari uang jajan saya. Itu mungkin karena dia gak perlu tergoda untuk membeli nail buffer ataupun lip gloss dari katalog temannya, atau dia tidak perlu merasa tiba-tiba butuh bando untuk cuci muka, dia juga gak butuh organizer untuk menulis-nulis, kertas HVS bekas cukup untuknya, oh, sebenarnya bahkan ia gak pernah nulis-nulis. 

Perilaku tidak terencana saya ini sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan. Tapi yang menjadi masalah adalah kenyataan bahwa saya belum punya penghasilan sendiri. Tidak masalah kalau saya jadi gadis hedonis nan konsumtif kalau saya sudah punya sarang uang sendiri, tapi kan penunjang hidup saya satu-satunya adalah orang tua, dan ibu saya bilang kalau semenjak muda kita harus menghargai uang, dan darimana ia datang (ibu saya selalu mengulang ceramahnya yang satu ini setiap kali melihat bapak-bapak pemungut sampah, anak muda yang berjualan aqua di jalan, ibu penjual sapu yang mederita cacat tangan dan lain sebagainya). Etos kerja, itulah yang ingin ibu saya tekankan pada saya untuk dihargai.

Belum lagi mengingat tahun depan mungkin saya akan tinggal jauh dari orang tua karena kuliah di luar kota, bagaimana kalau saya masih gegabah dalam mengurus keuangan pribadi? Mungkin saya bisa menghabiskan uang jajan saya seminggu karena tergoda beli donat selusin atau pensil mekanik warna-warni yang sebenarnya tidak saya butuhkan. Tidak, itu hanya mimpi buruk.
Karena itulah saya berfikir harusnya saya punya trik untuk mengurus finansial saya mengingat saya begitu banyak jajan. Dan inilah trik yang sedang saya coba laksanakan.

1. Buat daftar perincian pemasukan dan pengeluaran

Membeli buku kecil dan menuliskan dengan rinci pemasukan dalam sebulan (uang jajan atau keuntungan bisnis kecil-kecilan) dan pengeluaran mulai dari jajan makan siang, pulsa, pengeluaran akhir minggu, pengeluaran untuk hobi apapun itu yang memakai uang dari pemasukan. Jika seandainya kita terbiasa besar pasak daripada tiang, niscaya kita akan merasa bersalah melihat perincian itu. Dan kalaupun kita sedemikian borosnya paling tidak kita tahu kemana uang kita lari dan bisa dijadikan pelajaran untuk bulan berikutnya.

2. Buat perencanaan

Perencanaan yang dimaksud bisa disebut sebagai ‘jatah’. Tentukan berapa kali kita boleh jalan bersama teman-teman beberapa waktu. Tentukan juga berapa kamu harus menabung setiap kali dapat uang jajan. Tidak perlu muluk-muluk, lima ribu rupiah rasanya cukup dan langsung sisihkan uang tabungan itu begitu pertama kali menerima uang jajan.


3. Pilih mall mahal

Ini adalah trik favorit sahabat-sahabat saya dan saya ketika suntuk menerpa, kangen melanda tapi sayang keadaan finansial sedang kurang mendukung. Carilah mall mahal untuk jalan karena uang kita tidak akan terkuras untuk membeli aksesoris atau barang apapun yang menggoda hati. “Cara kasar” kadang begitu efektif.


4. Pikir ulang sebelum membeli barang

Nasihat yang sudah sangat sering saya dengar. Pada intinya, kita harus punya alasan ketika akan membeli sesuatu. Tapi lebih baik kalau alasannya bukan harga yang murah atau ini hari terakhir sale atau modelnya lucu juga (padahal kita sudah punya lusinan barang seperti ini di rumah) tapi lebih ke saya butuh barang ini untuk ‘itu’, lalu pastikan apakah barang ini hanya untuk sekali pakai dalam acara ‘itu’ atau bisa kita pakai lagi seterusnya.


5. Bawa bekal dan air putih dari rumah

Kalau yang ini namanya sekali tepuk dapat dua nyamuk. Selain bisa menghemat pengeluaran dengan cukup efektif kita bisa sekalian memulai hidup sehat dengan membawa bekal sendiri. Kita semua tahu jajanan luar banyak yang tidak higienis dan nilai gizinya diragukan. Jadi kenapa kita tidak mulai mengganti cemilan siang kita dari makaroni goreng bersalut bumbu vetsin dan bubuk cabe dengan buah segar atau roti bikinan ibu kita. 


6. Buat rules pribadi mengenai keuangan

Misalnya prinsip ‘tidak boleh pinjam uang’ atau ‘paling tidak sisanya sekian setiap bulan’ atau ‘boleh jajan ini kalau sudah begini’ itu terserah. Bisa juga berupa ‘penghargaan’ karena sudah berhasil menabung.


7. Tentukan pula pengawas finansial pribadi

Hanya kita yang bisa menjadikan rules diatas efektif, maka jadilah disiplin dan angkat orang terdekatmu untuk jadi pengawas finansialmu kalau disiplin akan keuangan itu sulit, maka orang ini bertugas memberikan hukuman jika kita gagal menabung atau kelepasan hingga fatal. Orang-orang yang berwenang-seperti ibu- mungkin akan lebih efektif.


8. Buka rekening di Bank atau bagi uangmu dalam beberapa dompet

Membuka rekening di Bank akan mempersulit kita menghabiskan uang untuk kebutuhan semu yang tidak perlu. Bisa pilih rekening biasa atau deposito yang butuh beberapa waktu untuk dapat diambil. Terserah, semua tergantung ‘keteguhan hati’. Atau kita juga bisa membagi-bagi uang tabungan kita dalam beberapa dompet agar kita merasa ‘uang gue masih dikit’ dan menimbulkan semangat menabung. Selain itu membagi uang dalam beberapa dompet juga berfungsi ketika kita ada musibah kecopetan misalnya atau dompet yang kita bawa hilang, kita masih punya simpanan langsung di dompet lain.


9. Pekakan radar bisnismu

Yang ini hanya tips ringan untuk menambah uang jajan. Teman saya terlihat begitu brilian saat menjajakan DVD lamanya dan kartu capsa strawberry shortcake-nya yang sudah membosankan untuknya. Jadi kenapa kita tidak menilik lemari kita, mungkin kita bisa mengikuti jejak teman saya yang satu ini?


Silakan dicoba siapa tahu efektif. :)

Beberapa minggu sebelum ulang tahun saya yang ke tujuh belas, ibu saya sudah mewanti-wanti agar saya secepatnya membuka rekening pensiun di bank (yang sampai sekarang belum juga saya laksanakan), saya pikir memang penting memikirkan kesejahteraan masa tua kita nanti dari sekarang. Karena belajar dari pengalaman orang yang lebih dulu mengalami masa tua mereka, tidak jarang yang ketika muda mereka kaya dan punya gaya hidup tersendiri tapi ketika tua mereka hidup pas-pasan dan bergantung pada anak. Ibu saya bilang uang pensiun dari perusahaan tidak seberapa besar maka tetap saja kita harus menyiapkan dana masa senja kita dan punya investasi.

Impian saya untuk masa tua saya adalah tinggal di desa dan di sana saya hanya berdoa juga melakukan hoby-hoby yang sekarang terpaksa saya abaikan dulu (bermusik, menulis seharian, melukis, melatih anak-anak teater dan lain sebagainya). Karena itulah saya harus menabung dari sekarang. Saya takut masa tidak produktif saya nanti diwarnai hal-hal menyeramkan yang tidak sesuai keinginan. Mari kita wujudkan masa tua yang harmonis dan bebas hutang.

1 komentar:

  1. eng, arin ini sepertinya layak di coba.
    oiya rin kalo di dompet gue ada 1 amplop. nah ini isinya uang. jadi tiap hari gue masukin paling nggk 5 ribu kesitu. masukin ke dalam amplop jadi gue gak tergoda untuk membelanjakan. itu jadi uang jaga jaga gue jg sih. hehe ternyata cukup ampuh.

    gue gak bakat bisnis nih rin -_-

    -olabib

    BalasHapus